Jumat, 07 Desember 2012

KEMANTAPAN LERENG BATUAN


KEMANTAPAN LERENG BATUAN



Penelitian terhadap kemantapan suatu lereng harus dilakukan bila longsoran lereng yang
mungkin terjadi akan menimbulkan akibat yang merusak dan menimbulkan bencana.
Kemantapan lereng tergantung pada gaya penggerak dan penahan yang ada pada lereng tersebut.
Gaya penggerak adalah gaya-gaya yang mengakibatkan lereng longsor. Sedangkan gaya penahan
adalah gaya-gaya yang mempertahankan kemantapan lereng tersebut. Jika gaya penahannya
lebih besar dari gaya penggerak, maka lereng tersebut dalam keadaan mantap. Kemantapan suatu
lereng biasanya dinyatakan dalam bentuk Faktor Keamanan (F) dengan persamaan sebagai
berikut :



F = gaya penahan / gaya penggerak .............................................................. (1-1)



1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemantapan Lereng Batuan
Kemantapan lereng pada lereng batuan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
geometri lereng, struktur geologi, kondisi air tanah, sifat fisik dan mekanik batuan serta
gaya-gaya yang bekerja pada lereng.
a. Geometri Lereng
Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi kemantapannya. Semakin
besar kemitingan dan tinggi suatu lereng, maka kemantapannya semakin kecil.
b. Struktur Batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi kemantapan lereng adalah bidang-bidang
sesar, perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan bidang-bidang lemah
dan sekaligus sebagai tempat merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah longsor.
c. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan
Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah : bobot isi (density),
porositas dan kandungan air. Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser
dalam merupakan sifat mekanik batuan yang juga mempengaruhi kemantapan lereng.
Bobot Isi
Bobot isi batuan akan mempengaruhi besarnya beban pada permukaan bidang
longsor. Sehingga semakin besar bobot isi batuan, maka gaya penggerak yang
menyebabkan lereng longsor akan semakin besar. Dengan demikian, kemantapan
lereng tersebut semakin berkurang.
Porositas
Batuan yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan
demikian bobot isinya menjadi lebih besar, sehingga akan memperkecil kemantapan
lereng.
Kandungan Air
Semakin besar kandungan air dalam batuan, maka tekanan air pori menjadi besar
juga. Dengan demikian kuat geser batuannya akan menjadi semakin kecil, sehingga
kemantapannya pun berkurang.
Kuat geser batuan dapat dinyatakan sebagai berikut :
ô = c + (ó + µ) tg ö .............................................................................. (1−2)

Dimana :

ô

c

= kuat geser batuan (ton/m2)
= kohesi (ton/m2)

ó = tegangan normal (ton/m2)
µ = tekanan air pori (ton/m2)
ö = sudut geser dalam (derajat)

Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Kuat Geser
Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan (confined & unfined
compressive strength), kuat tarik (tensile strength) dan kuat geser (shear strength).
Batuan yang mempunyai kekuatan besar, akan lebih mantap.
Kohesi dan Sudut Geser Dalam
Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan akan
semakin besar juga. Dengan demikian akan lebih mantap.
Pengaruh Gaya
Biasanya gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kemantapan lereng antara
lain : getaran alat-alat berat yang bekerja pada atau sekitar lereng, peledakan, gempa
bumi dll. Semua gaya-gaya tersebut akan memperbesar tegangan geser sehingga
dapat mengakibatkan kelongsoran pada lereng.



2. Klasifikasi Longsoran Batuan
Berdasarkan proses longsornya, longsoran batuan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu : longsoran bidang (plane failure), longsoran baji (wedge failure), longsoran guling
(toppling failure) dan longsoran busur (circular failure).

a. Longsoran Bidang
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi disepanjang bidang
luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa rekahan, sesar maupun
bidang perlapisan batuan. Syarat-syarat terjadinya longsoran bidang adalah (Gambar
2.1):
Bidang luncur mempunyai arah sejajar atau hampir sejajar (maksimum 200) dengan
arah lereng.
Jejak bagian bawah bidang lemah yang menjadi bidang luncur harus muncul di muka
lereng, dengan kata lain kemiringan bidang gelincir lebih kecil dari kemiringan
lereng.
Kemiringan bidang luncur lebih besar dari pada sudut geser dalamnya
Terdapat bidang bebas pada kedua sisi longsoran






























Gambar 2.1
Longsoran Bidang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar